Surah An-Nisa' Ayat 77

Ayat ini menggambarkan keadaan masyarakat masa jahiliah. Mereka suka berperang meskipun karena sebab yang kecil. Setelah masuk Islam, mereka diperintahkan agar menghentikan perang, melaksanakan salat dan membayar zakat. Sebagian dari mereka mengharapkan adanya perintah perang karena kepentingan duniawi sebagaimana kebiasaan mereka pada masa jahiliah. Ayat ini memerintahkan kepada sebagian kaum Muslimin yang enggan berperang agar mereka bersikap tenang dan menahan diri untuk tidak mengadakan peperangan terhadap orang kafir dan mereka hanya diperintahkan melakukan salat dan membayar zakat. Tetapi pada waktu mereka diperintahkan berperang untuk mempertahankan diri, ternyata sebagian dari mereka tidak bersemangat untuk berperang karena takut kepada musuh, padahal semestinya mereka hanya takut kepada Allah. Malahan mereka berkata, "Mengapa kami diwajibkan berperang pada waktu ini, biarkanlah kami mati seperti biasa." Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada sebagian kaum Muslimin bahwa sikap mereka itu adalah sikap seorang pengecut, karena takut mati dan cinta kepada harta dunia, sedangkan kelezatan dunia itu hanya sedikit sekali dibandingkan dengan kelezatan akhirat yang abadi dan tidak terbatas, yang hanya akan didapat oleh orang-orang yang bertakwa kepada Allah yaitu orang yang bersih dari syirik dan akhlak yang rendah. Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah tidak akan menganiaya dan merugikan manusia. Masing-masing akan mendapat balasan sesuai dengan amal perbuatannya walaupun sebesar zarrah.

Have you not seen those to whom it was said ‘Restrain your hands from fighting the disbelievers when they desired it at Mecca because of the harm the disbelievers had inflicted upon them — and these were a group from among the Companions — and establish the prayer and pay the alms’? Then as soon as fighting was prescribed was made obligatory for them lo a party of them fear people the disbelievers that is they fear punishment at their hands through death as they would fear the punishment of God or with more fear than their fear of Him ashadda ‘more’ is in the accusative because it is a circumstantial qualifier; the response to the lammā ‘as soon as’ is indicated by idhā ‘lo’ and what follows in other words they are taken aback by fear and they said frightened of death ‘Our Lord why have You prescribed fighting for us? Why not lawlā is to be understood as hallā defer us to a near term?’ Say to them ‘The enjoyment of this world that which is enjoyed therein or enjoying it the world is trifling it will end up by perishing; and the Hereafter Paradise is better for him who fears God’s punishment by avoiding disobedience to Him; and you shall not be wronged lā tuzlamūna may also be read lā yuzlamūna ‘they shall not be wronged’ you shall not be diminished of your deeds a single date-thread as much as the peel on a date-stone so struggle in the way of God.